Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

PEMRED


 

Iklan FORMAS

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tokoh Pemuda Binjai-Tandem, Edy Waluyo, Soroti Balap Liar dan Dorong Pembinaan Ala Barak Militer

Minggu, 18 Mei 2025 | Mei 18, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-19T06:36:17Z


Tokoh Pemuda Binjai-Tandem, Edy Waluyo, Soroti Balap Liar dan Dorong Pembinaan Ala Barak Militer






Binjai,19 Mei 2025

Edy Waluyo, tokoh pemuda yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pembinaan generasi muda di wilayah Binjai-Tandem, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap maraknya aksi balap liar yang kembali terjadi pada Minggu, 18 Mei 2025. Kejadian tersebut tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar akan keselamatan masyarakat dan pelaku itu sendiri.



"Balap liar bukan hanya melanggar hukum, tapi juga membahayakan nyawa—baik pelaku maupun pengguna jalan lainnya. Ini cerminan adanya krisis arah di kalangan sebagian generasi muda," tegas Edy saat diwawancarai di kediamannya di Tandem Hulu.



Dalam pernyataannya, Edy mendorong pemerintah daerah, khususnya di wilayah Sumatera Utara, untuk tidak hanya mengandalkan pendekatan represif, melainkan juga membentuk sistem pembinaan yang tegas dan berkelanjutan bagi para pemuda bermasalah.



Sebagai rujukan, Edy menyebut program KDM (Kang Dedy Mulyadi) di Jawa Barat, di mana para pelaku balap liar, tawuran, hingga geng motor, tidak hanya ditindak secara hukum tetapi juga dibina langsung dalam lingkungan mirip barak militer. Dalam program ini, mereka diberi pelatihan disiplin, pembentukan karakter, dan penguatan nilai kebangsaan.



"Model seperti KDM ini sangat efektif. Para pemuda yang sebelumnya bandel, brutal, bahkan tidak kenal hormat kepada orang tua atau aparat, berubah karena mendapat sentuhan yang tepat—keras, tapi mendidik. Kita perlu adopsi konsep serupa di Sumatera Utara, bukan hanya untuk menindak, tapi membina dan menyelamatkan masa depan anak-anak kita,” ujarnya.



Edy juga mengimbau agar tokoh masyarakat, ormas kepemudaan, dan aparat setempat bersinergi untuk menciptakan ruang alternatif bagi anak-anak muda menyalurkan bakatnya, termasuk arena balap resmi atau pelatihan keterampilan berbasis komunitas.

“Kita harus hadir di tengah mereka. Kalau tidak, ruang kosong itu akan diisi oleh hal-hal negatif. Jangan sampai kita kehilangan satu generasi hanya karena kita terlalu lama bersikap pasif,” pungkas Edy.



ini sekaligus menjadi seruan moral bagi semua pihak yang peduli terhadap masa depan generasi muda Sumut. Aksi nyata dan kolaborasi semua elemen masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan. (TIM)


×
Berita Terbaru Update